Melalui tes DNA pada 2008 terungkap penyebab kematian Firaun Tutankhamun di Mesir pada 1324 SM. Firaun dari dinasti ke-18 itu meninggal dalam usia muda - 19 tahun - karena malaria, pembunuh terbesar sepanjang abad.
Malaria memang menjadi momok. Bahkan sampai saat ini penyakit yang disebarkan melalui vektor nyamuk anopheles itu tetap ditakuti, meskipun berbagai obat seperti kina sudah ditemukan. Pemakaian obat-obatan itu kini justru menimbulkan resistensi terhadap parasit malaria. Apalagi nyamuk, seperti lalat kini telah beradaptasi sedemikian rupa terhadap kondisi lingkungan sehingga kemampuan bertahan hidup mereka semakin tinggi.
Menurut Dr Sukrasno dari Sekolah Farmasi ITB di Bandung, resistensi itu salah satunya timbul karena pemakaian obat yang tidak benar. ‘Seharusnya diminum teratur, tetapi tidak sehingga efeknya antiparasit pada obat tidak mampu memicu tubuh untuk menghasilkan enzim yang dapat menguraikan antiparasit di obat untuk melawan plasmodium,’ katanya. Dampaknya perlu obat baru untuk melawan penyakit malaria.
Salah satu ‘obat’ itu adalah ekstrak akar sirsak. Ia memang tidak diberikan kepada manusia, tetapi lebih ditujukan kepada larva nyamuk vektor itu. Riset Sulastri dari Universitas Diponegoro pada 2005, misalnya, memperlihatkan ekstrak akar sirsak yang mengandung senyawa aktif annonain, tanin, dan alkaloid, sudah mampu membunuh larva nyamuk Anopheles aconitus, nyamuk vektor malaria dari daerah persawahan pada konsentrasi rendah, sekitar 0,01%.
Multiguna
Sejatinya seluruh bagian tanaman Annona muricata memiliki khasiat. Berbagai riset di Amerika Selatan dan Afrika menunjukkan fakta itu. Daunnya memiliki kegunaan antara lain untuk mengobati penyakit tekanan darah tinggi alias hipertensi, demam, hingga cacingan. Kulit batangnya bahkan mampu memperbaiki kinerja jantung seperti terungkap dalam karangan Asprey dan Thornton pada Medical Plants of Jamaica III (1955).
Sejatinya buah sirsak yang paling banyak dimanfaatkan. Buah sirsak kaya vitamin C, mencapai 20 mg/100 g dan vitamin B. Daging buahnya beraroma baik sehingga industri eskrim memakainya sebagai pengharum. Dalam industri sari buah, buah sirsak merupakan bahan penting untuk minuman. Jadi dengan seabrek keunggulan itu pantas bila K. Heyne dalam Tumbuhan Berguna Indonesia (1987) mengungkapkan kekagumannya dalam sebaris kalimat,’ Buahnya dipuji oleh semua penulis’.
Selain untuk kesehatan zuurzak - sirsak dalam bahasa Belanda - memiliki manfaat lain di bidang lingkungan. Tak percaya? Diah Meidianti, pekebun sayuran organik di Cibubur, Jakarta Timur, membuktikan daun sirsak bisa menghalau hama ulat daun Plutella xylostella. ‘Daun muda sirsak membuat serangan ulat turun sampai 40 - 60%,’ katanya. Aplikasinya sederhana. Diah merendam daun selama 5 jam supaya lunak, kemudian melumatkannya. Ekstrak dari 100 - 300 g daun lantas dilarutkan ke dalam 1 liter air sebelum disemprotkan ke tanaman.
Langkah itu cocok sebagai upaya preventif atau pencegahan. Nah bila populasi ulat daun meledak, aplikasi itu dapat ditambah dengan memberikan daun tembakau atau serbuk biji mimba. ‘Perbandingannya bisa sama untuk satu aplikasi,’ ujar Diah yang menyebutkan biji sirsak juga bisa dipakai, tetapi agak merepotkan karena perlu menumbuknya. (Dian Adijaya S/Peliput: Endah Kurnia W)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar